Three Little Words - Chapter Dua Puluh
Mereka ada di taman itu sampai sore. Saat mereka di warung bubur, panggilan dari nomor tak dikenal masuk ke nomor Fattah. Marco bertanya apa anaknya bersamanya dan Fattah menjawab apa adanya. Taman itu semakin ramai saat sore. Matahari sudah turun ke barat dan menggantung rendah. Ada saat-saat mereka berdua hanya diam dan menatap apa yang ada di depan mereka. Fattah tidak ingin berbicara apapun, ataupun mengajak gadis itu bercanda untuk membuatnya tertawa. Dunia sedang tidak berpihak pada gadis itu dan ia tidak ingin melakukan apapun. Ia hanya ingin ada di samping gadis itu. Mendengarkan jika gadis itu berbicara. Mengulurkan lembaran tisu jika gadis itu menangis lagi. Membelikan minum jika botol air gadis itu sudah kosong. "Gue nggak tahu harus marah sama siapa?" Kai menarik napas panjang-panjang. Mengisi paru-paru dengan sebanyak-banyak oksigen yang bisa ia hirup. "gue marah sama almarhum nyokap gue karena kesalahannya. Gue marah sama bokap gue karena dia segitu gampa